Business News

Sabtu, 16/10/2010 16:04 WIB
Laporan dari Beijing

Bisnis Infrastruktur Jadi ‘Sapi Perah’ ZTE

Ardhi Suryadhi – detikinet

Beijing – ZTE Corporation berambisi untuk menyediakan solusi dan perangkat telekomunikasi dari hulu ke hilir. Namun untuk saat ini, sapi perah (cash cow) vendor asal China itu masih berada di lini bisnis infrastruktur.

David Dai Shu, Departement Director Corporate Branding & Communications ZTE Corporation mengatakan, hal itu bisa dilihat dari kontribusi revenue yang didapat ZTE dimana 70 persennya berasal dari layanan infrastruktur. Sementara sisanya baru dikuasai oleh bisnis terminal yang mencakup di dalamnya perangkat genggam dan modem dongle.

Revenue penjualan ZTE pada 2009 sendiri tercatat USD 8,82 miliar, atau naik 36,08 persen dari tahun 2008. Dimana lebih dari setengahnya atau senilai USD 4,45 miliar diraup dari pasar lokal China. Baru sisanya yang mencapai USD 4,37 miliar didapat dari luar China.

“Bisnis infrastruktur telekomunikasi di China belakangan memang sedang tinggi, terutama ketika pemerintah China akhirnya mengeluarkan lisensi untuk teknologi 3G. Hal ini sangat berpengaruh,” tukas David, kepada beberapa wartawan di sela China Comm Expo, yang berlangsung 11-15 Oktober 2010.

China memang terbilang telat untuk mengadopsi teknologi 3G. Bukan karena masalah infrastruktur mereka yang belum siap, namun lebih dari kepada menunggu izin pemerintah.

Adapun di fase pertama di 2010, ZTE sudah meraup net profit senilai USD 129 juta. Pencapaian ini meningkat 12 persen dari tahun lalu. Pasar Eropa dan Amerika rupanya menjadi penyumbang terbesar kenaikan pemasukan tersebut.

Untuk bisnis terminal, prestasi ZTE terbilang lumayan. Pada 2009, perusahaan yang selalu bersaing ketat dengan Huawei itu berhasil menjual 60 juta unit perangkat, sehingga menjadikannya nomor 6 terbesar di dunia.

Kini, selama fase pertama tahun 2010, sudah 40 juta unit perangkat terminal yang terjual. Target yang mereka bidik adalah menembus angka 90 juta unit hingga akhir 2010 mendatang.
( ash / eno )